I.
Pendahuluan
Setiap
pengukuran selalu dihinggapi kesalahan yang sifatnya acak. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan nilai parameter tertentu dengan
meminimalkan kesalahan acak. Hitung perataan adalah suatu cara untuk menentukan
nilai koreksi yang harus diberikan pada hasil pengukuran, sehingga hasil
pengukuran memenuhi syarat geometriknya (Wolf, 1980). Syarat geometrik
merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi dari hubungan suatu pengukuran
dengan pengukuran lainnya. Hitungan perataan merupakan aplikasi dari aljabar
linier seperti perkalian antara matriks,hasil persamaan linier dll. Sehingga
Aljabar linier merupakan ilmu dasar yang menopang hitung perataan sedangkan
geodesi dalam perhitungan nya tidak bisa terlepas dari metode hitung perataan
khususnya metode kuadrat terkecil meski terdapat metode yang lain selain hitung
kuadrat terkecil.
II.
Aljabar linier
Aljabar berarti menjumlah, mengurang, mengkali, dan membagi.
Sedangkan linier berarti persamaan yang memiliki variabel berpangkat paling
tinggi adalah 1. Maka dengan demikian, kita dapat mengartikan bahwa aljabar
linier adalah suatu fungsi dengan variabel bebasnya paling tinggi orde 1.
Aljabar linear pada dasarnya adalah bidang studi matematika yang mempelajari
sistem persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear.
Matriks dan operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang
aljabar linear.
A. Matrik
dan Operasi-Operasinya.
Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan yang
dibatasi dengan tanda kurung. Suatu matriks tersusun atas baris dan kolom, jika
matrriks tersusun atas m baris dan n kolom maka dikatakan matriks tersebut
berukuran ( berordo) m x n. Penulisan matriks biasanya menggunakan huruf besar
A,B,C dan seterusnya, sedangkan penulisan matriks beserta ukurannya ( matriks
dengan m baris dan n kolom)
Jenis-Jenis matriks
ada beberapa jenis matriks yang
perlu diketahui dan sering digunakan pada pembahasan selanjutnya, yaitu :
ü Matriks
Bujur Sangkar.
Matriks bujur sangkar adalah matriks
yang jumlah barisnya sama dengan jumlah kolomnya. Karena sifatnya yang demikian
ini, dalam matriks bujur sangkar dikenal dengan istilah elemen diagonal yang
berjumlah n untuk matriks bujur sangkar yang berukuran nxn
ü Matriks
Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks yang
elemen bukan diagonalnya bernilai nol. Dalam hal ini tidak disyaratkan bahwa
elemen diagonal harus tak nol.
ü Matriks
nol.
Matriks Nol
merupakan matriks yang semua elemenya bernilai nol.
ü Matriks
Segitiga.
Matriks segitiga
adalah matriks bujur sangkar yang elemen-elemen dibawah atau diatas elemen
diagonal bernilai nol. Jika yang bernilai nol adalah elemen-elem dibawah elemen
diagonal maka disebut matriks segitiga atas, sebaliknya disebut matriks
segitiga bawah. Dalam hal ini,juga tidak disyaratkan bahwa elemne diagonal
harus bernilai tak nol.
ü Matriks
Identitas
Matriks identitas
adalah matriks diagonal yang elemen diagonalnya bernilai 1.
ü Matriks
dalam bentuk eselon baris tereduksi.
Suatu matriks dikatakan
memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Untuk semua baris
yang elem-elemenya tak nol, maka bilangan pertama pada baris tersebut
haruslah = 1 ( disebut satu utama ).
2.Untuk sembarang dua
baris yang berurutan, maka satu utama yang terletak pada baris yang lebih bawah
harus terletak lebih ke kanan daripada satu utama pada baris yang lebih atas.
3.Jika suatu baris
semua elemennya adalah nol, maka baris tersebut diletakkan pada bagian bawah matriks
4. Kolom yang memiliki
satu utama harus memiliki elemen nol ditempat lainnya.
III.
Hitung perataan kuadrat terkecil
Setiap
pengukuran selalu dihinggapi kesalahan yang sifatnya acak. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan nilai parameter tertentu dengan
meminimalkan kesalahan acak. Hitung perataan adalah suatu cara untuk menentukan
nilai koreksi yang harus diberikan pada hasil pengukuran, sehingga hasil
pengukuran memenuhi syarat geometriknya (Wolf, 1980). Syarat geometrik
merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi dari hubungan suatu pengukuran
dengan pengukuran lainnya.
Hitung perataan kuadrat terkecil
dimaksudkan untuk mendapatkan harga estimasi dari suatu parameter yang paling
mendekati harga yang sebenarnya dengan cara menentukan besaran yang tidak
diketahui (parameter) dari sekumpulan data ukuran yang mempunyai pengamatan
lebih. Penyelesaian hitung kuadrat terkecil dilakukan dengan mencari suatu
nilai akhir yang unik dengan cara tertentu sehingga jumlah kuadrat residualnya
(VTPV) minimum, sehingga
tidak mungkin ada nilai hasil hitungan lain yang jumlah kuadrat residualnya (VTPV) lebih kecil (Hadiman,
1991). Nilai parameter yang diperoleh dengan hitung perataan sebenarnya
merupakan nilai estimasi terhadap nilai benar atau representasi dari nilai
terbaik. Prinsip hitung perataan adalah adanya ukuran lebih atau derajat
kebebasan. Persamaan untuk menghitung derajat kebebasan (r) adalah :
r = n – u
Dalam hal ini :
n = jumlah pengukuran
u = jumlah parameter yang akan
dicari
IV.
Aplikasi aljabar linier pada hitungan
kuadrat terkecil
Aljabar linear adalah bidang studi matematika
yang mempelajari sistem persamaan linear dan solusinya, vektor, serta
transformasi linear. Matriks dan operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat
dengan bidang aljabar linear.sedangkan dalam pengerjaan hitung kuadrat terkecil
selalu berkaitan dengan menyusun matriks,melakukan operasi matriks dll.
Sebagai ilustrasi:
A. Hitung Perataan Bersyarat (beda tinggi) :
Diketahui:
–
arah pengukuran beda tinggi (untuk menyusun Loop)
–
nilai ukuran beda tinggi.
Langkah-langkah
perhitungan:
- Menyusun persamaan Loop.
- Menyusun matrik B, V dan W dari persamaan B.V+W=0.
- Menghitung matrik V dengan persamaan V= -BT.(B.BT)-1.W
- Menghitung nilai ukuran definitif L^ = Lu + V
- Menghitung tinggi definitif (T^).
Penjelasan:
1.
Menyusun Loop ada 2 cara: dari titik tinggi ke titik tinggi itu sendiri dan
dari titik tinggi ke titik tinggi yang lain.
Jumlah
loop di hitung dengan persamaan = Jumlah ukuran – Jumlah parameter.
Ket.
Jumlah
ukuran = jumlah semua ukuran yang
dilakukan (L1,L2,..,Ln)
Jumlah
parameter = jumlah titik yang belum diketahui tingginya
2. Matrik
B, V, dan W
Matrik B berisi
nilai Loop 1, Loop 2,…, Loop N (untuk baris) dan Lu1, Lu2,…,Lun
(untuk kolom). Ukuran matrik B = Nxn
Matrik V berisi
nilai V1, V2,…, Vn. Sesuai jumlah ukuran, karena untuk koreksi nilai beda
tinggi (Lu). Ukuran matrik V = nx1.
Matrik W berisi
jumlah hitungan persamaan tiap Loop (ex. L1+L2-L3+L6 untuk Loop 1, maka
jumlahkan persamaan Loop tersebut). Jumlah baris matrik sesuai dengan jumlah
Loop. Misal: Loop1, Loop2,…, Loop N. Maka ukuran matrik W = Nx1.
3. Matrik
V
Matrik V
dihitung menggunakan hitungan matrik bisa menggunakan kalkulator matrik ataupun
software lain seperti Ms. Excel, Matlab, dll.
V= -BT.(B.BT)-1.W
Urutan
menghitungnya :
- Cari BT
- Hitung B.BT
- Hitung (B.BT)-1
- Hitung -BT.(B.BT)-1
- Hitung -BT.(B.BT)-1.W
- L^ = Lu + V
Hitung
menggunakan penjumlahan biasa.
Ex.
L^1 = Lu1 + V1, dst.
4. T^
Hitung
sesuai persamaan Loop.
B. Hitung Perataan Parameter:
Diketahui:
–
Azimuth (kadang dihitung menggunakan 2 koordinat yang telah diketahui)
–
Koordinat titik awal dan titik akhir. ex. A(Xa,Ya), N(Xn,Yn)
–
Jarak ukuran (ex. dABu,…, dMNu)
–
Sudut ukuran (ex. θBu,…, θMu)
Langkah-langkah
perhitungan:
- Menghitung azimuth dari azimuth titik sebelumnya yang telah diketahui ataupun menghitung dari koordinat dan sudut ukuran.
- Menghitung koordinat pendekatan.
- Menghitung jarak pendekatan dan sudut pendekatan.
- Menyusun matrik A.
- Menyusun matrik F.
- Menghitung matrik X = – (A.AT)-1. AT.F
- Menghitung koordinat definitif.
Penjelasan:
1.
Azimuth:
αAB = atan
((XB-XA)/(YB-YA))
αBC = αAB
+ θBu – 180o
2.
Koordinat pendekatan:
XBO
= XA^ + dABu. sin αBC
YBO
= YA^ + dABu. cos αBC
3. Jarak
pendekatan:
dAB = [(XBo
– XA^)2 + (YBo – YA^)2]
Sudut
pendekatan:
θB = αBC –
αAB + 180o
4. Matrik
A
Matrik A
diisi turunan jarak dan sudut terhadap koordinat (X,Y) yang akan dicari.
5. Matrik
F
Matrik F
diisi jarak pendekatan kurang jarak ukuran (dABo – dABu)
dan sudut pendekatan kurang sudut ukuran (θBo- θBu).
Sesuai dengan jarak dan sudut yang digunakan untuk menghitung koordinat yang
dicari.
6. Matrik
X
X = – (A.AT)-1.
AT.F
Isi dari
matrik X merupakan ΔX dan ΔY titik yang dicari.
7.
Koordinat definitif:
X^B = XBo
+ ΔXB
Y^B = YBo
+ ΔYB
V.
Kesimpulan
Dari
ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengerjaan hitung kuadrat
terkecil selalu berkaitan dengan aljabar linier sehingga kemampuan pada ilmu
ljabar linier akan menjadi syarat utama untuk menguasai hitung kuadrat
terkecil.
VI.
Refrensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar